MALU dan IMAN

Hidupnya hati sangatlah erat kaitannya dengan rasa malu.
 
Ketika hati itu hidup,
maka saat itu bertambahlah rasa malu.
Tetapi jika hati telah mati. . .
Habislah semua. . .
Karena tak ada lg rasa malu.
 
Jika hati telah mati,
maka matilah perasaannya.
Dapatkah menilai buruk kejelekan?
Dapatkah menganggap hina kehinaan?
Tidak. . . pati itu jawabannya.
Maka benarlah jika dikatakan,
kita sangat membutuhkan akhlak ini (malu).
Namun sekarang,
kenapa menjadi suatu yang aneh? . . .
Malu disini merupakan rasa malu produk dari kepribadian yang kuat,
yaitu kepribadian yang bernilai kemuliaan. . .
Yang menjauhkan diri dari perbuatan buruk.
Nabi SAW bersabda:

"Iman itu lebih dari 63 cabang, dan malu adalah salah satu cabang keimanan" (HR. Bukhari :9, Muslim: 151, dan Abu Daud:4676)

Jika diperhatikan hadits ini, mengapa Nabi Saw tidak menyebutkan cabang2 iman yang lain? Tapi Beliau hanya menyebutkan malu saja.
Subhanallah. . .
Ini adalah isyarat yg menunjukkan bahwa rasa malu ini merupakan rangkuman dari ke63 cabang keimanan lain,
jika rasa malu bersama kita,
maka cabang keimanan lain juga akan tetap bersama kita.
Semoga kita semua dijauhkan dari hilangnya rasa malu yang dapat melemahkan iman. . . .

Blogger Template by Blogcrowds