Tentang Doa dalam Sepi




Sepi. Aku jadi mengingat-ingat kembali yang telah lalu. . . . .  Bagaimana lagi, ketika sebagian besar teman-teman tengah berkumpul dengan keluarga mereka, aku disini hanya ditemani sahabat yang tengah tertidur pulas. Begitu saja aku mengingat suatu waktu yang menambah warna dalam hidupku, yang telah mengajariku tentang kejujuran




Kau tau, pernah suatu ketika

Diamku karena bosan

Lidahku kelu karena bohong

Senyumku kaku karena takut

Gerikku pasi karena kasih

Yang tanpa cinta

Kau tak tahu, bahkan sampai kini

Hingga sampai pada

Belatiku tak sengaja menggoresnya

Hatinya  yang tulus

Hingga ia terluka

Karena aku?

Mungkin, karena tidak pasti

Itulah. . . . . .

Dahulu. . . . .

Dan. . . .

Doa baikku Hari ini. . . .

Semoga kau tak merasakan

Apa yang aku rasa di masa lalu

Semarang, Gingga_Elfiky

Suruhanmu, Aku berkata


Tidak perlu aku katakan bahwa aku telah berkata benar
Dan aku pun begitu
Ketika Allah yang menjadi keutamaan kau yakinkan aku
Bagaimana aku bisa menghindar

Sedang kau adalah lelaki yang selalu terlihat istiqomah beribadah
Cinta pada kumpulan sabdaNYA
Tercermin dari cerita hidupmu
Yang selalu menjadikannya sandaran
Kau yang selalu mengelak ketika dipuji
Tersirat dari raut teduhmu
Disana dutiran air wudhu selalu menyamankan
Kau pandai memilih kalimat
Hingga santun selalu mengelilingimu
Tak heran nasihatmu sangatlah berguna
Amanah tak jua kau lalaikan

Aku terlampau senang
Beruntung telah berada di tepian kelilingmu
Bahkan menjadi yang berarti untukmu

            “Kau pikir aku siapa?”
            Begitu saja
            “Kau pikir aku siapa?”
            Sekali lagi
            “Kau pikir aku siapa?”
            Darimana?

Menggaung suara itu dari palung hatiku
Beginilah ketika diri tak melihat aku
Memangnya aku ini sudah punya apa?


Selanjutnya, biarkan aku bercerita, tentang mengaji tanpa kitab yang aku lakukan sore tadi, dan yang ku bawa adalah buku coretan penghias sepi yang selalu menemaniku dalam bercerita entah itu nyata ataupun hanya sekedar celotehan tanpa arti. Aku tak melarang siapapun untuk membacanya. Toh itu bukan sesuatu yang rahasia. Ah. . . .  langsung ke intinya saja, beberapa detik kemudian buku itu di baca oleh Umi (seorang teman) kupersilahkan saja. . .  ternyata dia hanya membolak-balik tiap lembaran dengan membaca sambil lalu atau ia tak membacanya? Aku tak peduli. Sambil mengembalikan tiba-tiba dia bilang coba buatin yang judulnya “Kau Pikir Aku Siapa?” . setelah akan kutuliskan aku justru bingung apa harus bertemakan cinta? Agama? Sahabat? Atau apa? Dan apa? Aku bingung. . . . :D
Entah ini bertemakan apa tapi ini untukmu . . . . (boleh mencela, boleh bilang jelek, hehe)


Barat



Ada yang sedang berceloteh menanggalkan kata-kata dari mulutnya, sesekali beberapa yang menyimak menyipitkan matanya karena terserang tawa, begitu pula sembari memegangi perutnya dan membungkukkan badannya hingga lutut yang tertekuk karena duduk bersila diatas lantai keramik yang dingin. Tak ada yang aneh sebenarnya, hanya kata “Barat”, yah. . .  barat. Jika kita bicara tentang barat  mengandung arti lain juga selain arah, bisa untuk menyebut bangian belahan bumi yang dihuni oleh penduduk yang sebagian besar berkulit putih.
Begitulah gurauan yang terjadi malam ini bersama dengan para sahabat. Pukul 21.00 WIB waktu-waktu yang bisa untuk memulai mengerjakan tugas atau sekedar membuka laptop, dalam ruangan yang luas sebenarnya, hanya saja banyak barang-barang. Sebelah kanan ada 2 printer, meja yang penuh dengan tumpukan buku, lipatan mukena serta kardus isi perkakas (ada punyaku juga, hehe) dan mesin jahit. Sebelah kiri ada kulkas yang sudah beralih fungsi, lemari dengan rak banyak penuh dengan skripsi, serta beberapa kardus diatas. Aku sendiri tengah hanyut dalam percakapan dengan seorang sahabat jauh lewat sms. Selang beberapa waktu salah seorang teman (sebut saja Ian) bertanya dengan suara yang agak keras (maklum saja sedang pake headset dari laptopnya) hingga semua yang ada di ruangan tersebut menoleh kearahnya.
“Ada yang punya lagu barat?”
“Aku punya” spontan seorang teman (sebut saja mutiara) yang ada di depanku langsung menjawab.
“Aku minta dong. . . . “
“Boleh-boleh yang langunya itu kan. . . . ‘Timur ke barat selatan ke utara’ “.
Serentak semua yang dengar memamerkan tawa lepasnya. . .  :D:D
*Bayangkan saja jika ikut bergabung bersama kami, ^_^




Beberapa faktor fisik yang mempengaruhi keberadan flora dan fauna di muka bumi diantaranya ialah faktor klimatik (iklim), edafik (tanah, dan biotik (makhluk hidup). 
1.    Faktor Iklim
Faktor-faktor  iklim yang berpengaruh terhadap persebaran flora dan fauna yaitu suhu, kelembaban udara, angin, dan curah hujan.
a.       Suhu

Sumber panas bagi seluruh permukaan bumi berasal dari radiasi matahari secara langsung maupun  tidak langsung. Radiasi matahari ke bumi dipancarkan secara merata, akan tetapi karena perbedaan lintang, derajat keawanan, ketinggian dan albedo maka suhunya akan berbeda-beda disetiap tempat. Sehubungan dengan itu biasanya tumbuhan dan hewan beradaptasi  terhadap suhu lingkungan fisiknya, sehingga hanya daerah dengan suhu yang sangat tinggi dan sangat rendah saja yang tidak dapat didiami oleh makluk hidup secara permanen. Akibat perbedaan-perbedaan ini beberapa jenis tumbuhan dan hewan telah berhasil beradaptasi dengan lingkungan tropis yang lembab, dan lainnya beradaptasi dengan lingkungan dingin dan kering atau lingkungan panas dan kering.
Bagi tumbuhan yang berkembang di daerah tropis, diperlukan variasi suhu untuk proses perkembangbiakan, berbunga, berbuah, dan untuk tumbuh daun-daun baru. Begitu pula tumbuhan didaerah dingin dan kering, memerlukan pola cuaca yang bervariasi untuk melangsungkan serangkaian proses regenerasinya.
Berdasarkan faktor suhu, maka kita mengenal dua kelompok vegetasi, yaitu:
·      Kelompok vegetasi annual, yaitu kelompok tumbuhan yang hanya  berkembang pada saat-saat tertentu saja terutama pada musim panas. Sedangkan dimusim dingin, tumbuhan jenis ini tidur karena berada dibawah lapisan es yang ketebalannya bervariasi. Umumnya tumbuhan annual adalah tumbuhan kecil atau bunga-bungaan di daerah beriklim dingin.
·     Kelompok vegetasi perennial, yaitu kelompok tumbuhan yang mempunyai mekanisme melindungi diri dari suhu yang sangat rendah di musim dingin secara bergantian, sehingga dapat berkembang terus-menerus. Kemampuan inilah menyebabkan kelompok vegetasi perennial dapat berumur lebih dari satu tahun.

b.   Kelembaban Udara
Kelembaban udara menunjukkan banyaknya uap air yang terkandung dalam udara. Zat hara penting akan diserap oleh akar tumbuhan dengan bantuan air. Air juga sangat berperan dalam reaksi pembentukan bahan organik bagi tumbuhan. Begitu pula bagi manusia dan hewan, air merupakan kebutuhan yang sangat penting.
Berdasarkan tingkat adaptasi terhadap kelembaban lingkungannya, dunia tumbuhan dibedakan menjadi empat yaitu :
·           Xerofit, berasal dari kata xero yang artinya kering dan phytos yang berarti tumbuhan. Jadi xerofit merupakan kelompok tumbuhan yang dapat beradaptasi dengan lingkungan yang kekurangan air atau kering. Daerah persebarannya terutama dikawasan gurun ( kawasan arid ). Contohnya kaktus.
·           Hidrofit, berasal dari kata hydros yang artinya basah atau berair. Jadi hidrofit adalah kelompok tumbuhan yang khusus beradaptasi pada lingkungan yang berair atau basah. Ciri khas vegetasi i ni adalah cenderung mempunyai sistem perakaran yang dangkal, namun daunnya lebar-lebar dengan ruang renik ( stomata ), mempunyai lapisan-lapisan kulit luar dan daun-daunnya mengarah kearah datangnya sinar matahari. Contohnya teratai, enceng gondok, paku-pakuan, selada air, kangkung dan sebagainya.
·           Mesofit, berasal dari kata meso yang artinya antara atau pertengahan. Jadi mesofit merupakan kelompok vegetasi yang hidup pada daerah-daerah lembab tetapi tidak sampai tergenang air. Tumbuhan kelompok ini banyak terdapat di daerah lintang rendah ( tropis ) dengan curah hujan yang tinggi dan relatif merata sepanjang tahun, Contohnya anggrek dan beberapa jenis jamur
·           Tropofit yaitu kelompok tumbuh-tumbuhan yang mampu beradaptasi pada lingkungan dengan kondisi yang berubah-ubah ( menguntungkan dan tidak menguntungkan ) . Vegetasi kelompok ini dapat hidup dengan perubahan musim yang jelas yaitu musim panas dan musim dingin. Pada umumnya tumbuhan tropofit berupa tumbuhan yang besar-besar, berdaun lebat dengan cabang-cabang yang banyak dan dikategorikan sebagai belukar atau pohon-pohon. Berdasarkan ciri tersebut, maka kelompok vegetasi ini merupakan vegetasi khas daerah tropis.

c.       Sinar Matahari
Tumbuh-tumbuhan menggunakan sinar matahari sebagai sumber energi untuk proses fotosintesis. Energi ini khususnya dipergunakan untuk mengubah karbondioksida (CO2 ) dan air menjadi glukosa dengan membentuk oksigen ( O2 ) di atmosfer sebagai hasil lainnya. Dengan demikian sinar matahari yang sampai kepermukaan bumi merupakan sumber energi bagi tumbuh-tumbuhan dalam rangka melangsungkan kehidupannya.

d.      Curah hujan
Air merupakan kebutuhan penting bagi keberlangsungan flora dan fauna. Bagi lingkungan kehidupan darat, sumber air untuk memenuhi kebutuhan organisme terutama berasal dari hujan atau bentuk presipatasi lainnya. Perbedaan curah hujan tiap-tiap wilayah permukaan bumi menghasilkan karakteristik vegetasi dan juga menyebabkan perbedaan jenis hewan yang mendiaminya. Hal ini disebabkan tumbuh-tumbuhan merupakan produsen yang menyediakan sumber makanan bagi hewan.

e.       Angin
Bagi tumbuhan angin berfungsi untuk membentuk CO2 dan memindahkan uap air dan kelembaban dari suatu tempat ke tempat yang lain. Angin juga sangat berperan dalam proses penyerbukan dan penyebaran biji-bijian yang akan menjadi tumbuhan baru.

2.        Faktor tanah
Karena tanah sebagai media tumbuh dan berkembangnya tanaman, tingkat kesuburan tanah berpengaruh terhadap persebaran tumbuhan. Faktor tanah disebut pula faktor edafik yang berasal dari kata edapos yang artinya tanah atau lapangan. Melihat pola persebaran vegetasi dengan faktor edafik berarti meninjau tanah dari sudut tumbuhan atau kemampuan meumbuhkan vegetasi. Faktor fisik dan kimiawi tanah yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman abtara lain tekstur, struktur, dan keasaman tanah.
a.      Tekstur tanah
Tekstur tanah adalah perbandingan relatif berbagai partikel tanah dalam suatu massa tanah terutama perbandingan antara pasir, debu dan lempung. Tekstur tanah sangat penting dalam kaitannya dengan kapasitas menampung air dan udara tanah. Tanah dengan proporsi partikel –partikel yang lebih besar dapat mempunyai tata air yang baik. Tanah yang halus biasanya memiliki potidak tersebar merata. Selain itu alirannya juga sangat lambat sehingga tidak menguntungkan bagi tumbuh-tumbuhan.
b.      Struktur tanah
Struktur tanah adalah susunan atau pengikatan butir-butir tanah dan membentuk agregat tanah dalam berbagai kemantapan bentuk dan ukuran. Struktur tanah menyebabkan perbedaan tingkat  kemampuan tanah dalam meloloskan air (porositas) dan besar pori-pori antara butir-butir tanah (permeabilitas). Porositas dan permeabilitas mempengaruhi penyaluran air, unsur hara dan udara keseluruh bagian tanah.
c.       Keasaman tanah
Kesuburan tanah sangat dipengaruhi oleh proses-proses kimia dan pertukaran unsur kimia antar tumbuhan. Tumbuhan tidak mampu menyerap unsur-unsur hara tanpa diubah dalam bentuk cairan. Jika keasaman tanah berkurang sampai beberapa tingkat, maka air akan mempunyai kemampuan yang kecil dalam menahan mineral-mineral untuk diubah menjadi unsur-unsur hara. Akibatnya sekalipun unsur-unsur hara ada di dalam tanah tumbuhan tidak mungkin hidup dengan baik disana.
3.        Faktor topografi
Faktor topografi meliputi ketinggian dan kemiringan lahan. Ketinggian suatu tempat erat kaitannya dengan perbedaan suhu yang akhirnya menyebabkan pula perbedaan kelengasan udara. Diantara daerah yang mempunyai ketinggian yang berbeda, akan ditumbuhi oleh vegetasi yang jenisnya berbeda pula karena vegetasi tumbuhan maupun hewan mempunyai tingkat adaptasi yang berlainan. Oleh sebab itu kita mengenal jenis-jenis tumbuhan dan hewan yang khas untuk daerah-daerah dengan ketinggian tertentu.
Faktor topografi yang lain adalah kemiringan permukaan tanah. Permukaan tanah yang miring menyebabkan air cepat menyusuri lereng. Semakin terjal permukaan semakin besar kekuatan air mengikis permukaan tanah yang subur, sehingga ketebalan tanah menjadi berkurang. Biasanya tanah yang miring setiap unitnya mempunyai jumlah flora dan fauna lebih sedikit dari pada tanah yang relatif rata. Hal ini disebabkan oleh cadangan air cepat hilang karena bergerak kebawah secara cepat.

Persebaran Flora dan Fauna dimuka bumi dipengaruhi oleh 3 faktor utama, yaitu :
A.      Penyebab Persebaran :
1.      Tekanan Populasi, semakin banyak atau bertambahnya populasi akan menyebabkan kebutuhan akan persediaan bahan makanan menjadi semakin sulit dipenuhi sehingga menyebabkan migrasi.
2.      Persaingan, ketidakmampuan fauna dalam bersaing memperebutkan wilayah kekuasaan dan bahan makanan yang dibutuhkan juga mendorong terjadinya migrasi ke daerah lain.
3.      Perubahan Habitat, berubahnya lingkungan tempat tinggal dapat menyebabkan ketidakmampuan dalam beradaptasi terhadap perubahan tersebut dan menjadi merasa tidak cocok untuk terus menempati daerah asal.

B.       Sarana Penyebaran:
1.      Udara, dengan media udara fauna dapat bermigrasi dari kekuatan terbang sedangkan flora dapat menggunakan angin untuk bermigrasi dari berat ringannya benih.
2.      Air, kemampuan fauna dalam berenang terutama hewan - hewan air menyebabkan perpindahan mudah terjadi. Benih umbuhan dapat tersangkut dan berpindah tempat dengan menggunakan media aliran sungai atau arus laut.
3.      Lahan, hampir semua fauna daratan menggunakan lahan sebagai media untuk berpindah tempat.
4.      Pengangkutan Manusia, baik secara sengaja maupun tidak sengaja manusia dapat menyebabkan perpindahan flora dan fauna.

C.    Hambatan Persebaran (barrier) :
1.  Hambatan Iklim, keadaan iklim terutama yang bersifat ekstrim dapat menghambat persebaran misalnya kondisi temperatur, kelembaban udara dan curah hujan.
2.  Hambatan Edafik (tanah), tanah sangat berpengaruh bagi tanaman/tumbuhan karena sangat memerlukan unsur - unsur penting dalam tanah yaitu unsur hara, udara, kandungan air yang cukup. Lapisan tanah yang tipis dan keras membuat hewan-hewan yang terbiasa menggali tanah dan bertempat tinggal di dalam tanah memilih mencari daerah yang lapisan tanahnya tebal dan gembur.
3.   Hambatan Geografis, bentang alam muka bumi dapat menghambat persebaran flora dan fauna seperti samudera, padang pasir, sungai dan pegunungan.
4.     Hambatan Biologis, kondisi lingkungan yang cocok untuk hidup serta persediaan bahan makanan yang melimpah menjadi faktor penghambat flora dan fauna dalam bermigrasi. Hal ini berkaitan dengan kecocokan dengan kondisi alam



Oleh-Oleh Negeri Kemarin



            Bandungsari Brebes, 2 Desember 2011

Biarlah jika ini adalah kisah usang
Ku dapati dari negeri kemarin
Ku coba usap debu khilaf yang menutupi
Bergeming aku melihat sampulnya

            Di hamparan kenikmatan kemalasan, harapan besar dapat mengikat mendung yang sungguh aku tak suka melihatnya waktu itu. Jelek menyatir keindahan senjaku. Menjadi usang di ufuk barat rona senja yang seharusnya semakn jelas.
            Perlahan, gerimis mengiringku menuju dusun sebelah, tanpa aling – aling, toh gerimislah yang membuat wangi harum kesejukkan tanah, toh germislah yang andil menumbuhkan hijau rerumputan. Dusun sebelah, tempatku menyuguhkan warga olahan “A B C . . . . ” menjadi tak terhitung . . . . saling bergandeng merangkai sebuah kata. Keantusiasan selalu terpancar dari wajah abah dan emak walau hanya belajar denganku yang lemah pengalaman, dan tentu saja kalah dengan abah dan emak.

Bukan gegabah jemari membuka halaman
Hamparan rasa asing, awalnya
Ku balik lagi tiap lembar
Hingga waktu aku lebih nyaman

            Sampai aku dengan membonceng motor temanku di dusun itu. Beberapa terlihat permukiman yang dapat dinilai bahwa sebagian penduduk sudah tercukupi perekonomiannya. Melewati gapura berwarna hijau dan tertempel plang pondok pesantren, kumasuki sebuah gang. Sepanjang jalan di gang itu, anak – anak kecil berlarian sambil satu persatu menyerukan “Assalamualaikum Bu guru. . . . “, mereka menyapa aku dan temanku, selalu mereka lakukan semenjak aku berkeliaran di dusun itu, kubalas “Waalaikumsalam. . . .” hingga beberapa kali, dengan terus tersenyum ^_^.
Sebuah rumah besar bercat hijau berkeramik putih yang kadang – kadang binatang tanpa rikuh membuang kotorannya di teras, dan tinggalkan begitu saja. Yah. . . .  namanya juga binatang. Rumah itu memang sedang ditinggal pergi oleh yang punya dalam hitungan waktu lama. Begitulah jika ekonomi sudah menuntut, tidak ada pilihan ketika ke negeri seberang dirasa lebih baik. Seperti biasa keadaan teras rumah ketika aku datang, ruang depan sudah tidak terpajang sofa duduk, memang sudah dipindahkan ke ruang tengah, diganti dengan 2 Whiteboard, ruang depan inilah yang digunakan untuk pembelajaran. Mau tidak mau kupaksa ragaku yang sebenarnya masih menikmati kemalasan untuk mengambil sapu dan lap pel, sekedar untuk membuat suasana belajar menjadi lebih nyaman. Dengan beberapa obrolan aku dan temanku menunggu kedatangan abah dan emak.

Adalakala tidak istimewa
Apalagi dirasa tidak penting
Yang ku nanti, menyeruak kebahagiaan
Kala terlihat wajah sumringah penuh semangat

Sudah menunjukkan pukul 16.30 WIB, mak Casri dan mak Runtah datang penuh senyum kesemangatan. Ku ulurkan tanganku untuk bersalaman, “mangga emak, nunggu di dalam saja. . .” kucoba berbasa – basi. Dengan bahasa sunda yang sedikit kumengerti emak minta ijin untuk memanggil emak yang lain. Terimakasih emak, ternyata masyarakat begitu menerima kami, setidaknya begitulah yang kurasakan. Selang beberapa detik, abah datang. Tidak kalah semangatnya dengan emak tadi, walau beliaulah satu – satunya abah yang ikut belajar, namun abahlah yang selalu menyemangati kami semua. Ingatanku kembali pada saat pertama aku singgah di rumah abah untuk mengajak belajar, kata abah waktu itu “iya, saya pasti ikut, yang namanya belajar tidak boleh malu walaupun sudah tua”. Dari hatiku berkata “andai semua orang bisa seperti abah, pemerintah pasti senang sekali :D. . .”. Kusalami juga tangan abah dan beberapa emak yang sudah datang bersama dua emak tadi. Melihat senyum emak dan abah seketika rasa malasku terusir oleh semangatku. Satelah dirasa sudah banyak yang dating, pembelajaranpun dimulai.

Semakin erat persaudaraan tejalin
Seiring waktu dan kebersamaan
Terukir indah dalam catatan hidupku
Oleh – oleh dari negeri kemarin

Bandungsari, Brebes
◊◊◊◊ Terimakasih abah, emak, atas waktu dan kebersamaannya.
            Maaf sudah mengganggu dan menyita waktu sorenya ^_^
            Semoga ada kesempatan kita bisa bertemu kembali. . . . . .

Brebes, Gingga_Elfiky

Add caption

KESENIAN rebana masih sangat melekat di Pondok Pesantren Durrotu Ahlussunah Waljamaah (PPDAW) Banaran, Desa Sekaran, Kecamatan Gunungpati, Semarang, yang hampr 100% santrinya adalah mahasiswa Universitas Negeri Semarang (Unnes).

Rebana adalah salah satu kesenian musik yang bernapaskan islami. Alat musik yang digunakan merupakan sejenis gendang dengan selembar kulit hewan yang direntangkan pada kerangka kayu yang berbentuk lingkaran dengan diameter yang berbeda-beda. Sebagian alat ada yang tepi kerangkanya diberi kepingan logam sehingga menghasilkan suara gemerincing jika diguncangkan atau digerakkan.

Selain setiap malam Jumat selalu dimainkan sebagai pengiring pembacaan Albarjanji atau Shimtudhuror, belum lama ini, PPDAW mengadakan lomba rebana antarkelas yang diikuti oleh santri PPDAW. Kelas di sini diambil dari kelas Madrasah Diniyyah yang merupakan salah satu kurikulum yang dipakai dalam pembelajaran di PPDAW tersebut. Lomba rebana ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan Haflah Akhirusanah ke XXII yang diadakan oleh panitia. Bertempat di halaman depan pesantren diikuti oleh 8 peserta untuk masing-masing kelas mengajukan 2 kelompok, putra dan putri. Dengan demikian, terdiri dari 4 kelompok putri dan 4 kelompok putra. Acara ini dimulai dari pukul 20.00 WIB sampai selesai. Para peserta lomba memukul rebana dengan semangat anak muda.

Perlu Dipopulerkan

Muhaimin selaku ketua panitia HAS ke XXII menuturkan bahwa tujuan diadakannya lomba ini adalah untuk melestarikan dan mempopulerkan kembali tradisi rebana yang sudah mulai jarang diperdengarkan di masyarakat. “Melestarikan seni tradisi adalah dengan cara menampilkannya supaya tetap populer di masyarakat,” tambahnya.
Memang jika dilihat, seiring dengan kemajuan zaman, tradisi tetabuhan yang sudah melekat di tanah air ini sudah tak lagi diminati oleh khalayak. Salah satu penyebabnya adalah minat yang masih kurang dari para generasi muda untuk tertarik dengan kesenian yang banyak mengandung pesan-pesan moral di dalamnya. Biasanya rebana dijadikan tetabuhan pengiring arak-arakan dalam berbagai resepsi, seperti pengiring mempelai ke pelaminan, khitanan, akikah, ataupun dalam penyambutan tamu besar.

Selain itu, tradisi rebana ini sendiri dapat digunakan sebagai media untuk menyalurkan pesan-pesan moral seperti berdakwah. Kembali lagi adanya kesenian modern dapat menggeser nilai-nilai yang ada jika budaya kesenian rebana tidak dipopulerkan.
(Dina Wiratuningsih, Mahasiswa Unnes
jurusan Pendidikan Geografi-72 edisi 09 Juli 2012)

Blogger Template by Blogcrowds