Sepi. Aku jadi mengingat-ingat kembali yang telah lalu. . . . . Bagaimana lagi, ketika sebagian besar teman-teman tengah berkumpul dengan keluarga mereka, aku disini hanya ditemani sahabat yang tengah tertidur pulas. Begitu saja aku mengingat suatu waktu yang menambah warna dalam hidupku, yang telah mengajariku tentang kejujuran
Diamku karena bosan
Lidahku kelu karena
bohong
Senyumku kaku karena
takut
Gerikku pasi karena
kasih
Yang tanpa cinta
Kau tak tahu, bahkan sampai kini
Hingga sampai pada
Belatiku tak sengaja
menggoresnya
Hatinya yang tulus
Hingga ia terluka
Karena aku?
Mungkin, karena
tidak pasti
Itulah. . . . . .
Dahulu. . . . .
Dan. . . .
Doa baikku Hari ini.
. . .
Semoga kau tak
merasakan
Apa yang aku rasa di
masa lalu
Semarang, Gingga_Elfiky
Label: Curhat
Dan
aku pun begitu
Ketika
Allah yang menjadi keutamaan kau yakinkan aku
Bagaimana
aku bisa menghindar
Sedang
kau adalah lelaki yang selalu terlihat istiqomah beribadah
Cinta
pada kumpulan sabdaNYA
Tercermin
dari cerita hidupmu
Yang
selalu menjadikannya sandaran
Kau
yang selalu mengelak ketika dipuji
Tersirat
dari raut teduhmu
Disana
dutiran air wudhu selalu menyamankan
Kau
pandai memilih kalimat
Hingga
santun selalu mengelilingimu
Tak
heran nasihatmu sangatlah berguna
Amanah
tak jua kau lalaikan
Aku terlampau
senang
Beruntung
telah berada di tepian kelilingmu
Bahkan
menjadi yang berarti untukmu
“Kau pikir aku siapa?”
Begitu saja
“Kau pikir aku siapa?”
Sekali lagi
“Kau pikir aku siapa?”
Darimana?
Menggaung
suara itu dari palung hatiku
Beginilah
ketika diri tak melihat aku
Memangnya
aku ini sudah punya apa?
Selanjutnya, biarkan aku bercerita, tentang mengaji tanpa
kitab yang aku lakukan sore tadi, dan yang ku bawa adalah buku coretan penghias
sepi yang selalu menemaniku dalam bercerita entah itu nyata ataupun hanya
sekedar celotehan tanpa arti. Aku tak melarang siapapun untuk membacanya. Toh
itu bukan sesuatu yang rahasia. Ah. . . .
langsung ke intinya saja, beberapa detik kemudian buku itu di baca oleh
Umi (seorang teman) kupersilahkan saja. . .
ternyata dia hanya membolak-balik tiap lembaran dengan membaca sambil
lalu atau ia tak membacanya? Aku tak peduli. Sambil mengembalikan tiba-tiba dia
bilang coba buatin yang judulnya “Kau
Pikir Aku Siapa?” . setelah akan kutuliskan aku justru bingung apa harus
bertemakan cinta? Agama? Sahabat? Atau apa? Dan apa? Aku bingung. . . . :D
Entah ini bertemakan apa tapi ini untukmu . . . . (boleh
mencela, boleh bilang jelek, hehe)
Label: Coretan Puisi
Ada
yang sedang berceloteh menanggalkan kata-kata dari mulutnya, sesekali beberapa
yang menyimak menyipitkan matanya karena terserang tawa, begitu pula sembari
memegangi perutnya dan membungkukkan badannya hingga lutut yang tertekuk karena
duduk bersila diatas lantai keramik yang dingin. Tak ada yang aneh sebenarnya,
hanya kata “Barat”, yah. . . barat. Jika
kita bicara tentang barat mengandung
arti lain juga selain arah, bisa untuk menyebut bangian belahan bumi yang
dihuni oleh penduduk yang sebagian besar berkulit putih.
Begitulah
gurauan yang terjadi malam ini bersama dengan para sahabat. Pukul 21.00 WIB
waktu-waktu yang bisa untuk memulai mengerjakan tugas atau sekedar membuka
laptop, dalam ruangan yang luas sebenarnya, hanya saja banyak barang-barang. Sebelah
kanan ada 2 printer, meja yang penuh dengan tumpukan buku, lipatan mukena serta
kardus isi perkakas (ada punyaku juga, hehe) dan mesin jahit. Sebelah kiri ada
kulkas yang sudah beralih fungsi, lemari dengan rak banyak penuh dengan
skripsi, serta beberapa kardus diatas. Aku sendiri tengah hanyut dalam
percakapan dengan seorang sahabat jauh lewat sms. Selang beberapa waktu salah
seorang teman (sebut saja Ian) bertanya dengan suara yang agak keras (maklum
saja sedang pake headset dari laptopnya) hingga semua yang ada di ruangan
tersebut menoleh kearahnya.
“Ada
yang punya lagu barat?”
“Aku
punya” spontan seorang teman (sebut saja mutiara) yang ada di depanku langsung
menjawab.
“Aku
minta dong. . . . “
“Boleh-boleh
yang langunya itu kan. . . . ‘Timur ke barat selatan ke utara’ “.
Serentak semua yang dengar
memamerkan tawa lepasnya. . . :D:D
*Bayangkan saja jika ikut bergabung
bersama kami, ^_^
Label: Curhat
Beberapa faktor fisik yang mempengaruhi keberadan flora dan fauna di muka
bumi diantaranya ialah faktor klimatik (iklim), edafik (tanah,
dan biotik (makhluk hidup).
1. Faktor Iklim
Faktor-faktor
iklim yang berpengaruh terhadap persebaran flora dan fauna yaitu suhu,
kelembaban udara, angin, dan curah hujan.
a.
Suhu
Sumber panas bagi seluruh permukaan bumi berasal dari
radiasi matahari secara langsung maupun tidak langsung. Radiasi matahari ke
bumi dipancarkan secara merata, akan tetapi karena perbedaan lintang, derajat
keawanan, ketinggian dan albedo maka suhunya akan berbeda-beda disetiap
tempat. Sehubungan dengan itu biasanya tumbuhan dan hewan beradaptasi
terhadap suhu lingkungan fisiknya, sehingga hanya daerah dengan suhu yang
sangat tinggi dan sangat rendah saja yang tidak dapat didiami oleh makluk hidup
secara permanen. Akibat perbedaan-perbedaan ini beberapa jenis tumbuhan dan
hewan telah berhasil beradaptasi dengan lingkungan tropis yang lembab, dan
lainnya beradaptasi dengan lingkungan dingin dan kering atau lingkungan panas
dan kering.
Bagi tumbuhan yang berkembang di daerah tropis,
diperlukan variasi suhu untuk proses perkembangbiakan, berbunga, berbuah, dan
untuk tumbuh daun-daun baru. Begitu pula tumbuhan didaerah dingin dan kering,
memerlukan pola cuaca yang bervariasi untuk melangsungkan serangkaian proses
regenerasinya.
Berdasarkan faktor suhu, maka kita mengenal dua
kelompok vegetasi, yaitu:
·
Kelompok
vegetasi annual, yaitu
kelompok tumbuhan yang hanya berkembang pada saat-saat tertentu saja
terutama pada musim panas. Sedangkan dimusim dingin, tumbuhan jenis ini tidur
karena berada dibawah lapisan es yang ketebalannya bervariasi. Umumnya tumbuhan
annual adalah tumbuhan kecil atau bunga-bungaan di daerah beriklim dingin.
· Kelompok
vegetasi perennial, yaitu
kelompok tumbuhan yang mempunyai mekanisme melindungi diri dari suhu yang
sangat rendah di musim dingin secara bergantian, sehingga dapat berkembang
terus-menerus. Kemampuan inilah menyebabkan kelompok vegetasi perennial
dapat berumur lebih dari satu tahun.
b.
Kelembaban
Udara
Kelembaban
udara menunjukkan banyaknya uap air yang terkandung dalam udara. Zat hara
penting akan diserap oleh akar tumbuhan dengan bantuan air. Air juga sangat berperan
dalam reaksi pembentukan bahan organik bagi tumbuhan. Begitu pula bagi manusia
dan hewan, air merupakan kebutuhan yang sangat penting.
Berdasarkan
tingkat adaptasi terhadap kelembaban lingkungannya, dunia tumbuhan dibedakan
menjadi empat yaitu :
·
Xerofit, berasal dari kata xero yang artinya kering
dan phytos yang berarti tumbuhan. Jadi xerofit merupakan kelompok
tumbuhan yang dapat beradaptasi dengan lingkungan yang kekurangan air atau
kering. Daerah persebarannya terutama dikawasan gurun ( kawasan arid ).
Contohnya kaktus.
·
Hidrofit, berasal dari kata hydros yang artinya basah
atau berair. Jadi hidrofit adalah kelompok tumbuhan yang khusus beradaptasi
pada lingkungan yang berair atau basah. Ciri khas vegetasi i ni adalah
cenderung mempunyai sistem perakaran yang dangkal, namun daunnya lebar-lebar
dengan ruang renik ( stomata ), mempunyai lapisan-lapisan kulit luar dan
daun-daunnya mengarah kearah datangnya sinar matahari. Contohnya teratai,
enceng gondok, paku-pakuan, selada air, kangkung dan sebagainya.
·
Mesofit, berasal dari kata meso yang artinya antara
atau pertengahan. Jadi mesofit merupakan kelompok vegetasi yang hidup
pada daerah-daerah lembab tetapi tidak sampai tergenang air. Tumbuhan kelompok
ini banyak terdapat di daerah lintang rendah ( tropis ) dengan curah hujan yang
tinggi dan relatif merata sepanjang tahun, Contohnya anggrek dan beberapa jenis
jamur
·
Tropofit yaitu kelompok tumbuh-tumbuhan yang mampu beradaptasi
pada lingkungan dengan kondisi yang berubah-ubah ( menguntungkan dan tidak
menguntungkan ) . Vegetasi kelompok ini dapat hidup dengan perubahan musim yang
jelas yaitu musim panas dan musim dingin. Pada umumnya tumbuhan tropofit
berupa tumbuhan yang besar-besar, berdaun lebat dengan cabang-cabang yang
banyak dan dikategorikan sebagai belukar atau pohon-pohon. Berdasarkan ciri
tersebut, maka kelompok vegetasi ini merupakan vegetasi khas daerah tropis.
c.
Sinar Matahari
Tumbuh-tumbuhan menggunakan sinar
matahari sebagai sumber energi untuk proses fotosintesis. Energi ini khususnya
dipergunakan untuk mengubah karbondioksida (CO2 ) dan air menjadi
glukosa dengan membentuk oksigen ( O2 ) di atmosfer sebagai hasil
lainnya. Dengan demikian sinar matahari yang sampai kepermukaan bumi merupakan
sumber energi bagi tumbuh-tumbuhan dalam rangka melangsungkan kehidupannya.
d.
Curah hujan
Air merupakan kebutuhan penting bagi
keberlangsungan flora dan fauna. Bagi lingkungan kehidupan darat, sumber air
untuk memenuhi kebutuhan organisme terutama berasal dari hujan atau bentuk
presipatasi lainnya. Perbedaan curah hujan tiap-tiap wilayah permukaan bumi
menghasilkan karakteristik vegetasi dan juga menyebabkan perbedaan jenis hewan
yang mendiaminya. Hal ini disebabkan tumbuh-tumbuhan merupakan produsen yang
menyediakan sumber makanan bagi hewan.
e.
Angin
Bagi tumbuhan angin berfungsi untuk
membentuk CO2 dan memindahkan uap air dan kelembaban dari suatu tempat ke
tempat yang lain. Angin juga sangat berperan dalam proses penyerbukan dan
penyebaran biji-bijian yang akan menjadi tumbuhan baru.
2.
Faktor tanah
Karena tanah sebagai media tumbuh dan berkembangnya
tanaman, tingkat kesuburan tanah berpengaruh terhadap persebaran tumbuhan. Faktor
tanah disebut pula faktor edafik yang berasal dari kata edapos yang
artinya tanah atau lapangan. Melihat pola persebaran vegetasi dengan faktor
edafik berarti meninjau tanah dari sudut tumbuhan atau kemampuan meumbuhkan
vegetasi. Faktor fisik dan kimiawi tanah yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman
abtara lain tekstur, struktur, dan keasaman tanah.
a.
Tekstur tanah
Tekstur tanah adalah perbandingan relatif berbagai
partikel tanah dalam suatu massa tanah terutama perbandingan antara pasir, debu
dan lempung. Tekstur tanah sangat penting dalam kaitannya dengan kapasitas
menampung air dan udara tanah. Tanah dengan proporsi partikel –partikel yang
lebih besar dapat mempunyai tata air yang baik. Tanah yang halus biasanya
memiliki potidak tersebar merata. Selain itu alirannya juga sangat lambat
sehingga tidak menguntungkan bagi tumbuh-tumbuhan.
b.
Struktur tanah
Struktur tanah adalah susunan atau pengikatan
butir-butir tanah dan membentuk agregat tanah dalam berbagai kemantapan bentuk
dan ukuran. Struktur tanah menyebabkan perbedaan tingkat kemampuan tanah
dalam meloloskan air (porositas) dan besar pori-pori antara butir-butir tanah
(permeabilitas). Porositas dan permeabilitas mempengaruhi penyaluran air, unsur
hara dan udara keseluruh bagian tanah.
c. Keasaman tanah
Kesuburan tanah sangat dipengaruhi oleh proses-proses
kimia dan pertukaran unsur kimia antar tumbuhan. Tumbuhan tidak mampu menyerap
unsur-unsur hara tanpa diubah dalam bentuk cairan. Jika keasaman tanah
berkurang sampai beberapa tingkat, maka air akan mempunyai kemampuan yang kecil
dalam menahan mineral-mineral untuk diubah menjadi unsur-unsur hara. Akibatnya
sekalipun unsur-unsur hara ada di dalam tanah tumbuhan tidak mungkin hidup
dengan baik disana.
3.
Faktor
topografi
Faktor topografi meliputi ketinggian dan kemiringan
lahan. Ketinggian suatu tempat erat kaitannya dengan perbedaan suhu yang
akhirnya menyebabkan pula perbedaan kelengasan udara. Diantara daerah yang
mempunyai ketinggian yang berbeda, akan ditumbuhi oleh vegetasi yang jenisnya
berbeda pula karena vegetasi tumbuhan maupun hewan mempunyai tingkat adaptasi
yang berlainan. Oleh sebab itu kita mengenal jenis-jenis tumbuhan dan hewan
yang khas untuk daerah-daerah dengan ketinggian tertentu.
Faktor topografi yang lain adalah kemiringan permukaan
tanah. Permukaan tanah yang miring menyebabkan air cepat menyusuri lereng.
Semakin terjal permukaan semakin besar kekuatan air mengikis permukaan tanah
yang subur, sehingga ketebalan tanah menjadi berkurang. Biasanya tanah yang
miring setiap unitnya mempunyai jumlah flora dan fauna lebih sedikit dari pada
tanah yang relatif rata. Hal ini disebabkan oleh cadangan air cepat hilang
karena bergerak kebawah secara cepat.
Persebaran Flora dan Fauna dimuka bumi dipengaruhi oleh 3 faktor utama, yaitu
:
A.
Penyebab
Persebaran :
1. Tekanan Populasi, semakin banyak atau bertambahnya
populasi akan menyebabkan kebutuhan akan persediaan bahan makanan menjadi
semakin sulit dipenuhi sehingga menyebabkan migrasi.
2. Persaingan, ketidakmampuan fauna dalam bersaing
memperebutkan wilayah kekuasaan dan bahan makanan yang dibutuhkan juga
mendorong terjadinya migrasi ke daerah lain.
3. Perubahan Habitat, berubahnya lingkungan tempat
tinggal dapat menyebabkan ketidakmampuan dalam beradaptasi terhadap perubahan
tersebut dan menjadi merasa tidak cocok untuk terus menempati daerah asal.
B.
Sarana
Penyebaran:
1. Udara, dengan media udara fauna dapat bermigrasi dari
kekuatan terbang sedangkan flora dapat menggunakan angin untuk bermigrasi dari
berat ringannya benih.
2. Air, kemampuan fauna dalam berenang terutama hewan -
hewan air menyebabkan perpindahan mudah terjadi. Benih umbuhan dapat tersangkut
dan berpindah tempat dengan menggunakan media aliran sungai atau arus laut.
3. Lahan, hampir semua fauna daratan menggunakan lahan
sebagai media untuk berpindah tempat.
4. Pengangkutan Manusia, baik secara sengaja maupun tidak
sengaja manusia dapat menyebabkan perpindahan flora dan fauna.
C.
Hambatan
Persebaran (barrier) :
1. Hambatan Iklim, keadaan iklim terutama yang bersifat
ekstrim dapat menghambat persebaran misalnya kondisi temperatur, kelembaban
udara dan curah hujan.
2. Hambatan Edafik (tanah), tanah sangat berpengaruh bagi
tanaman/tumbuhan karena sangat memerlukan unsur - unsur penting dalam tanah
yaitu unsur hara, udara, kandungan air yang cukup. Lapisan tanah yang tipis dan
keras membuat hewan-hewan yang terbiasa menggali tanah dan bertempat tinggal di
dalam tanah memilih mencari daerah yang lapisan tanahnya tebal dan gembur.
3. Hambatan Geografis, bentang alam muka bumi dapat
menghambat persebaran flora dan fauna seperti samudera, padang pasir, sungai
dan pegunungan.
4. Hambatan Biologis, kondisi lingkungan yang cocok untuk
hidup serta persediaan bahan makanan yang melimpah menjadi faktor penghambat
flora dan fauna dalam bermigrasi. Hal ini berkaitan dengan kecocokan dengan
kondisi alam
Label: Geografiku
Bandungsari
Brebes, 2 Desember 2011
Biarlah jika ini adalah kisah usang
Ku dapati dari negeri kemarin
Ku coba usap debu khilaf yang menutupi
Bergeming aku melihat sampulnya
Di
hamparan kenikmatan kemalasan, harapan besar dapat mengikat mendung yang
sungguh aku tak suka melihatnya waktu itu. Jelek menyatir keindahan senjaku. Menjadi
usang di ufuk barat rona senja yang seharusnya semakn jelas.
Perlahan,
gerimis mengiringku menuju dusun sebelah, tanpa aling – aling, toh gerimislah
yang membuat wangi harum kesejukkan tanah, toh germislah yang andil menumbuhkan
hijau rerumputan. Dusun sebelah, tempatku menyuguhkan warga olahan “A B C . . .
. ” menjadi tak terhitung . . . . saling bergandeng merangkai sebuah kata. Keantusiasan
selalu terpancar dari wajah abah dan emak walau hanya belajar denganku yang lemah
pengalaman, dan tentu saja kalah dengan abah dan emak.
Bukan gegabah jemari membuka halaman
Hamparan rasa asing, awalnya
Ku balik lagi tiap lembar
Hingga waktu aku lebih nyaman
Sampai
aku dengan membonceng motor temanku di dusun itu. Beberapa terlihat permukiman
yang dapat dinilai bahwa sebagian penduduk sudah tercukupi perekonomiannya.
Melewati gapura berwarna hijau dan tertempel plang pondok pesantren, kumasuki sebuah
gang. Sepanjang jalan di gang itu, anak – anak kecil berlarian sambil satu
persatu menyerukan “Assalamualaikum Bu guru. . . . “, mereka menyapa aku dan
temanku, selalu mereka lakukan semenjak aku berkeliaran di dusun itu, kubalas
“Waalaikumsalam. . . .” hingga beberapa kali, dengan terus tersenyum ^_^.
Sebuah
rumah besar bercat hijau berkeramik putih yang kadang – kadang binatang tanpa rikuh
membuang kotorannya di teras, dan tinggalkan begitu saja. Yah. . . . namanya juga binatang. Rumah itu memang sedang
ditinggal pergi oleh yang punya dalam hitungan waktu lama. Begitulah jika
ekonomi sudah menuntut, tidak ada pilihan ketika ke negeri seberang dirasa
lebih baik. Seperti biasa keadaan teras rumah ketika aku datang, ruang depan
sudah tidak terpajang sofa duduk, memang sudah dipindahkan ke ruang tengah,
diganti dengan 2 Whiteboard, ruang depan inilah yang digunakan untuk
pembelajaran. Mau tidak mau kupaksa ragaku yang sebenarnya masih menikmati
kemalasan untuk mengambil sapu dan lap pel, sekedar untuk membuat suasana
belajar menjadi lebih nyaman. Dengan beberapa obrolan aku dan temanku menunggu
kedatangan abah dan emak.
Adalakala tidak istimewa
Apalagi dirasa tidak penting
Yang ku nanti, menyeruak kebahagiaan
Kala terlihat wajah sumringah penuh semangat
Sudah
menunjukkan pukul 16.30 WIB, mak Casri dan mak Runtah datang penuh senyum
kesemangatan. Ku ulurkan tanganku untuk bersalaman, “mangga emak, nunggu di
dalam saja. . .” kucoba berbasa – basi. Dengan bahasa sunda yang sedikit
kumengerti emak minta ijin untuk memanggil emak yang lain. Terimakasih emak,
ternyata masyarakat begitu menerima kami, setidaknya begitulah yang kurasakan.
Selang beberapa detik, abah datang. Tidak kalah semangatnya dengan emak tadi,
walau beliaulah satu – satunya abah yang ikut belajar, namun abahlah yang
selalu menyemangati kami semua. Ingatanku kembali pada saat pertama aku singgah
di rumah abah untuk mengajak belajar, kata abah waktu itu “iya, saya pasti
ikut, yang namanya belajar tidak boleh malu walaupun sudah tua”. Dari hatiku
berkata “andai semua orang bisa seperti abah, pemerintah pasti senang sekali
:D. . .”. Kusalami juga tangan abah dan beberapa emak yang sudah datang bersama
dua emak tadi. Melihat senyum emak dan abah seketika rasa malasku terusir oleh
semangatku. Satelah dirasa sudah banyak yang dating, pembelajaranpun dimulai.
Semakin erat persaudaraan tejalin
Seiring waktu dan kebersamaan
Terukir indah dalam catatan hidupku
Oleh – oleh dari negeri kemarin
Maaf
sudah mengganggu dan menyita waktu sorenya ^_^
Semoga
ada kesempatan kita bisa bertemu kembali. . . . . .
Brebes,
Gingga_Elfiky
Label: Tulisku
Add caption |
KESENIAN rebana masih sangat melekat di Pondok Pesantren Durrotu
Ahlussunah Waljamaah (PPDAW) Banaran, Desa Sekaran, Kecamatan
Gunungpati, Semarang, yang hampr 100% santrinya adalah mahasiswa
Universitas Negeri Semarang (Unnes).
Rebana adalah salah satu kesenian musik yang bernapaskan islami. Alat musik yang digunakan merupakan sejenis gendang dengan selembar kulit hewan yang direntangkan pada kerangka kayu yang berbentuk lingkaran dengan diameter yang berbeda-beda. Sebagian alat ada yang tepi kerangkanya diberi kepingan logam sehingga menghasilkan suara gemerincing jika diguncangkan atau digerakkan.
Selain setiap malam Jumat selalu dimainkan sebagai pengiring pembacaan Albarjanji atau Shimtudhuror, belum lama ini, PPDAW mengadakan lomba rebana antarkelas yang diikuti oleh santri PPDAW. Kelas di sini diambil dari kelas Madrasah Diniyyah yang merupakan salah satu kurikulum yang dipakai dalam pembelajaran di PPDAW tersebut. Lomba rebana ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan Haflah Akhirusanah ke XXII yang diadakan oleh panitia. Bertempat di halaman depan pesantren diikuti oleh 8 peserta untuk masing-masing kelas mengajukan 2 kelompok, putra dan putri. Dengan demikian, terdiri dari 4 kelompok putri dan 4 kelompok putra. Acara ini dimulai dari pukul 20.00 WIB sampai selesai. Para peserta lomba memukul rebana dengan semangat anak muda.
Perlu Dipopulerkan
Muhaimin selaku ketua panitia HAS ke XXII menuturkan bahwa tujuan diadakannya lomba ini adalah untuk melestarikan dan mempopulerkan kembali tradisi rebana yang sudah mulai jarang diperdengarkan di masyarakat. “Melestarikan seni tradisi adalah dengan cara menampilkannya supaya tetap populer di masyarakat,” tambahnya.
Memang jika dilihat, seiring dengan kemajuan zaman, tradisi tetabuhan yang sudah melekat di tanah air ini sudah tak lagi diminati oleh khalayak. Salah satu penyebabnya adalah minat yang masih kurang dari para generasi muda untuk tertarik dengan kesenian yang banyak mengandung pesan-pesan moral di dalamnya. Biasanya rebana dijadikan tetabuhan pengiring arak-arakan dalam berbagai resepsi, seperti pengiring mempelai ke pelaminan, khitanan, akikah, ataupun dalam penyambutan tamu besar.
Selain itu, tradisi rebana ini sendiri dapat digunakan sebagai media untuk menyalurkan pesan-pesan moral seperti berdakwah. Kembali lagi adanya kesenian modern dapat menggeser nilai-nilai yang ada jika budaya kesenian rebana tidak dipopulerkan.
(Dina Wiratuningsih, Mahasiswa Unnes
jurusan Pendidikan Geografi-72 edisi 09 Juli 2012)
Rebana adalah salah satu kesenian musik yang bernapaskan islami. Alat musik yang digunakan merupakan sejenis gendang dengan selembar kulit hewan yang direntangkan pada kerangka kayu yang berbentuk lingkaran dengan diameter yang berbeda-beda. Sebagian alat ada yang tepi kerangkanya diberi kepingan logam sehingga menghasilkan suara gemerincing jika diguncangkan atau digerakkan.
Selain setiap malam Jumat selalu dimainkan sebagai pengiring pembacaan Albarjanji atau Shimtudhuror, belum lama ini, PPDAW mengadakan lomba rebana antarkelas yang diikuti oleh santri PPDAW. Kelas di sini diambil dari kelas Madrasah Diniyyah yang merupakan salah satu kurikulum yang dipakai dalam pembelajaran di PPDAW tersebut. Lomba rebana ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan Haflah Akhirusanah ke XXII yang diadakan oleh panitia. Bertempat di halaman depan pesantren diikuti oleh 8 peserta untuk masing-masing kelas mengajukan 2 kelompok, putra dan putri. Dengan demikian, terdiri dari 4 kelompok putri dan 4 kelompok putra. Acara ini dimulai dari pukul 20.00 WIB sampai selesai. Para peserta lomba memukul rebana dengan semangat anak muda.
Perlu Dipopulerkan
Muhaimin selaku ketua panitia HAS ke XXII menuturkan bahwa tujuan diadakannya lomba ini adalah untuk melestarikan dan mempopulerkan kembali tradisi rebana yang sudah mulai jarang diperdengarkan di masyarakat. “Melestarikan seni tradisi adalah dengan cara menampilkannya supaya tetap populer di masyarakat,” tambahnya.
Memang jika dilihat, seiring dengan kemajuan zaman, tradisi tetabuhan yang sudah melekat di tanah air ini sudah tak lagi diminati oleh khalayak. Salah satu penyebabnya adalah minat yang masih kurang dari para generasi muda untuk tertarik dengan kesenian yang banyak mengandung pesan-pesan moral di dalamnya. Biasanya rebana dijadikan tetabuhan pengiring arak-arakan dalam berbagai resepsi, seperti pengiring mempelai ke pelaminan, khitanan, akikah, ataupun dalam penyambutan tamu besar.
Selain itu, tradisi rebana ini sendiri dapat digunakan sebagai media untuk menyalurkan pesan-pesan moral seperti berdakwah. Kembali lagi adanya kesenian modern dapat menggeser nilai-nilai yang ada jika budaya kesenian rebana tidak dipopulerkan.
(Dina Wiratuningsih, Mahasiswa Unnes
jurusan Pendidikan Geografi-72 edisi 09 Juli 2012)
Label: Tulisku
Langganan:
Postingan (Atom)