Tidak perlu aku katakan bahwa aku telah berkata benar
Dan
aku pun begitu
Ketika
Allah yang menjadi keutamaan kau yakinkan aku
Bagaimana
aku bisa menghindar
Sedang
kau adalah lelaki yang selalu terlihat istiqomah beribadah
Cinta
pada kumpulan sabdaNYA
Tercermin
dari cerita hidupmu
Yang
selalu menjadikannya sandaran
Kau
yang selalu mengelak ketika dipuji
Tersirat
dari raut teduhmu
Disana
dutiran air wudhu selalu menyamankan
Kau
pandai memilih kalimat
Hingga
santun selalu mengelilingimu
Tak
heran nasihatmu sangatlah berguna
Amanah
tak jua kau lalaikan
Aku terlampau
senang
Beruntung
telah berada di tepian kelilingmu
Bahkan
menjadi yang berarti untukmu
“Kau pikir aku siapa?”
Begitu saja
“Kau pikir aku siapa?”
Sekali lagi
“Kau pikir aku siapa?”
Darimana?
Menggaung
suara itu dari palung hatiku
Beginilah
ketika diri tak melihat aku
Memangnya
aku ini sudah punya apa?
Selanjutnya, biarkan aku bercerita, tentang mengaji tanpa
kitab yang aku lakukan sore tadi, dan yang ku bawa adalah buku coretan penghias
sepi yang selalu menemaniku dalam bercerita entah itu nyata ataupun hanya
sekedar celotehan tanpa arti. Aku tak melarang siapapun untuk membacanya. Toh
itu bukan sesuatu yang rahasia. Ah. . . .
langsung ke intinya saja, beberapa detik kemudian buku itu di baca oleh
Umi (seorang teman) kupersilahkan saja. . .
ternyata dia hanya membolak-balik tiap lembaran dengan membaca sambil
lalu atau ia tak membacanya? Aku tak peduli. Sambil mengembalikan tiba-tiba dia
bilang coba buatin yang judulnya “Kau
Pikir Aku Siapa?” . setelah akan kutuliskan aku justru bingung apa harus
bertemakan cinta? Agama? Sahabat? Atau apa? Dan apa? Aku bingung. . . . :D
Entah ini bertemakan apa tapi ini untukmu . . . . (boleh
mencela, boleh bilang jelek, hehe)
2 komentar:
like this.. mksh udah bikinin puisi buat aq.. jd terharu.. xixixixi.. :D
lho2. . . lho lebay. . . :D
Posting Komentar